Sebahagian hizbiyyun yg mengklaim bahwasanya syaikh Naadir al-Amraniy adalah ulama IM sehingga tuduhan pembunuhan terhadap beliau rahimahullah di alamatkan kepada para Salafiyyin, benarkah beliau ulamanya IM, mari kita simak pertanyaan yang di ajukan kepada syaikh Mashuur Hasan Salman hafizhahullah berikut ini..
Pertanyaan awal : seorang ikhwan bertanya, apakah shohih perkataan mereka bahwasanya syaikh Nadir al-Umraniy bagian dari jama'ah Ikhwanul Muslimin?
Pertanyaan awal : seorang ikhwan bertanya, apakah shohih perkataan mereka bahwasanya syaikh Nadir al-Umraniy bagian dari jama'ah Ikhwanul Muslimin?
Jawab : sepengetahunku tentang
saudara Nadir rahimahullah di kenal ketika beliau pergi ke madinah Nabawiyyah
beliau menyampaikan sebuah risalah dan teman kami yg mengenalnya berkata : beliau berlepas diri dari ikhwan,
dan tidak mengajak kepada pemahaman ikwanul muslimin, beliau adalah tholibul
ilmi dan ilmu yg berjalan di atas pena dan tulisan dengan pena di atas kertas
dia bersama hatinya dan akalnya, dan ilmu yang menancap di dada di dalamnya
terdapat pengagungan terhadap hadits dan padanya pengamalan terhadap kaedah2
para Ahli Hadist.
adapun ikhwan tidaklah mereka menisbatkan
diri kepada para ulama, tidaklah dikenal satupun dari ulama yg bersama IM
apapun sejak dari awalnya, ikhwanul muslimin adalah pergerakkan politik bukan
pergerakkan ilmiyyah
kemaren tersebar di tv aljazirah
dialog antara (Salman Audah dan Yusuf al-Qaradawi) dalam waktu lebih dari satu
jam, al-Qarodhowi berkata :
(“saya bukanlah seorang ikhwani,
saya telah keluar dari ikhwanul muslimin, saya tidak meridhoi apa yg dilakukan
ikhwanul muslimin”).
inilah perkataan al-Qarodhowi
bagaimana dengan kalian bagaimana dengan yg selainnya?.
seorang alim tidak akan mungkin
baginya berbai'at dengan ikrar ikhwanul muslimin
IM di sibukkan dengan menuntut
hak, politik dan ketidak nyamanan, begitulah mereka tidaklah mereka belajar di
masjid-mesjid dan tidak ada bagi mereka halaqah ilmu, mereka tidak mengetahui
dimana halaqoh ilmu ikhwanul muslimin, tidak terdapat pada mereka halaqoh ilmu.
IM adalah mahzab politik, begitu
juga di libiya aku sangat senang ketika aku(syaikh Mashoor) mendengar dengan
takdir Allah bertemu dengan penggagas ikhwanul muslimin di libiya dan
orang-orang bertanya kepadanya kemudian dia berkata secara spontan, beginilah
keadaan saudara-saudara kita di libiya dan membuatku ta'jub, dan aku sampai
kesana setelah kecapekan.
dia berkata : ((“IM bukanlah
pergerakkan agama, mereka adalah pergerakkan politik”))
inilah yang dikatakan pendiri IM di
libiya, yakni dia berkata sesuatu secara spontan akan tetapi dia termasuk di
dalamnya dan inilah pernyataan yakni bermanfaat bagi orang-orang yg berakal
diantara manusia para ulama meninggalkan IM.
dan semisal saudara kami (Naadir
al-Umraniy) seorang penuntut ilmu yang mengambil ilmu dari masyaikh, dia
seorang ikhwanul muslimin, ini perkara yang jauh sekali.
akan tetapi sebuah
permisalan,diantara tempat nya diantara manusia seperti ikhwan di libiya, bagi
mereka adalah masa fatrah,dan aku memohon kepada ALLAH azza wa jalla yang
menguasai dan menambahkan dan mengokohkan bagi mereka, yg mungkin mendapatkan
dalam masyarakat kerusakkan, dan inilah sebuah kerusakkan dan bagaimana cara
kita berinteraksi dengannya, aku katakan kepada kalian secara langsung dan
berulang-rulang (( yang syari'at melarangnya, tidak menerapkan muamalah yg
berlawanan dengan kebaikkan misalnya dengan menuduh syaikh (Sholeh alu Syaikh
hafizhahullah) beliau adalah bagian dari ahli ilmu bahwasannya dia bagian dari
IM, maka dengan takdir Allah mempertemukan aku dengannya (syaikh Sholeh Alu
Syaikh), ketika aku bertanya kepadanya, beliau berkata : “aku telah duduk
bersama IM di kerajaan Saudi dan kami berunding dengan mereka”.
IM kelompok yg di perhitungkan,
dan ketika kami berunding dengan mereka, bertambahnya majlis kami, dan selesai
pertemuan dengan mereka IM di saudi arabia tidaklah mereka mengambil pelajaran
dari gerakan dunia IM, akan tetapi mereka mengambil dari penguasa negara ini(Saudi),
inilah cara yang luar biasa dan cara shohih dari syari'at, dengan penyakit yg
ada, dan seorang yg kokoh, dan bagaimana memperkecil kejelekkan.
permasalahan ini yang di tinggalkan
“Para penguasa”, dan tidaklah bagi manusia jahil tidak mengetahui keadaan
dirinya, yakni dengan menghukumi dengan hukuman eksekusi inilah solusi bagi
permasalahan cacian, la'nat dan tuduhan
memecahkan masalah suatu negara,
tidaklah suatu hal permasalahan negara kita(Jordan) semoga Allah membalas
kebaikkan bagi para penannya tentang hal tersebut beramal bersama IM saat
keadaan sulit dengan cara yang baik dan baik. Didalamnya kehati-hatian padanya
kebijaksanaan dalamnya ada hikmah dan kesederhanaan dan hampir saja aku berkata
pada kejadian khusus bersama seorang ikhwani
dia berkata aku mencintai negara yang aku tegakkan bersama IM tegak
dengan sempurna. akan tetapi mengalami kemajuan dan hasilnya segala puji bagi
ALLAH dan hanya darinya kebaikkan, tidak adan sesuatupun kecuali dari-Nya.
Tentang IM-aku mendengar dari (said hawa) demi
ALLAH yg jiwaku dalam genggamannya, aku mendengar dari Said Hawa ketika
sakit-sakit kemudian meninggal, yang anak-anaknya mereka belajar kepadaku di
Jami'ah, kami belajar bersama di Jami'ah, aku mendengarnya berkata :
((“ terdapatnya kekuatan yang
merusak pada IM lebih kuat dari kekuatan gabungan semua Negara”))
inilah perkataannya yg aku dengar
dengan telingaku sendiri dari syaikh sa'id hawa rahimahullah ta'ala, dia adalah
pemimipin IM di dunia kemudian meninggalkan mereka.
IM adalah kekuatan yg merusak,
bagaimana berurusan dengan kekuatan ini?, tidak lah dia hanya urusan politik
belaka?
tidak dengan melaknat dan
mencela, dan tidak juga dengan memutlakkan sebuah ungkapan, dan yang beresiko
di dalamnya, siapa yang bisa baginya beramal dengan jalan syari'at dengan kaidah yang di sebutkan :
"menolak kerusakkan besar
dan berkomitmen dengan kerusakkan yg kecil"
dan inilah suatu hukum yang
terperinci membutuhkan pengetahuan suatu waqi'.
itulah yang aku harapkan
peringatan bagi mereka dan membangunkan mereka kepada kebenaran tidaklah pada
suatu khabar seorang yg jujur, akan
tetapi yang benar yang baik yang terambil dari syari'at dan sesungguhnya untuk
memperkuat hal tersebut adalah bagian syari'at dan menempatkannya pada tempat
dan keadaannya diatas manhaj ahli ilmu.
dan inilah ketidak mampuan
atasnya kecuali dari kebaikkan cara menarik kesimpulan dan di ketahui kaedah
penetapan dengan kaedah istinbath di sisi para ulama, adapun memutlakkan suatu
ucapan kepada suatu yang lemah dan menghalalkan tuduhan, dan membolehkan dalam
perkara Waqi’ (kekinian) dan ini bukanlah perkara yang shohih.
semoga Allah merahmati syaikh
Islam ibnu Taymiyyah berkata :
“seorang Asyo'iroh di negara
syi'ah adalah seorang suni”.
dan yang di hitung atas ahli
sunnah semestinya yang kita perbaiki suatu kerusakkan dari mereka.
adapun beramal dengan muamalah
kafir, yang menumpahkan darahnya, ini perkara yang tidak mungkin di terima
seorang yg berakal maka sesatlah dari seseorang yang yang berilmu.
Majelis Fatwa al-Jum’ah
25 Shafar 1438H
25/11/2016M
Sumber : https://telegram.me/meshhoor/2022
Hanif abu Muhammad 14 Rabi'ul Akhir 1438/12 Januari 2017
0 komentar :
Posting Komentar
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah” (HR Bukhari, Muslim)