Bismillah.....
Berkata Ali bin Al-Madini : Hisyam bin Yusuf ash-Shan’ani abu
Abdurrahman Qhadhi Shan’a telah menyampaikan kepadaku bahwa Daud bin Qais
bercerita kepadanya : “aku memiliki seorang teman dari suku Khaulan dari daerah
Hadhur bernama Abu Syamir Dzu Khaulan. Aku berangkat dari shan’a menuju tempat
tinggalnya di Hadhur. Ketika hampir mendekati daerah Hadhur aku menemukan
sebuah surat yang tertulis disampulnya “kepada abu Syamir Dzu Khaulan” . lalu
akupun menemuinya dan kudapati dia sedang murung, aku bertanya apa gerangan
yang menimpa dirinya. Ia berkata: “seorang utusan dari Shan’a datang menemuiku.
Ia bercerita bahwa rekan-rekanku di Shan’a menulis sebuah surat kepadaku namun
surat tersebut dihilangkan oleh utusan yang membawanya! Aku suda mengirim
budak-budakku untuk mencarinya mulai dari Hadhur sampai Shan’a namun mereka
tiadak menemukannya! Akupun kecewa berat dengan kejadian tersebut!
Aku berkata : ini suratnya telah kutemukan!”
“alhamdulillah yang telah menakdirkan engkau telah menemukan surat
ini!” sahutnya gembira dan iapun membuka surat tersebut dan membacanya.
“bacakanlah surat ini kepadaku!” pintaku.
“engkau masih terlalu muda untuk mengetahuinya!” Jawabnya.
“apa isinya?” selidikku.
“pertumpahan darah!” jawabnya singkat.
Kukatakan padanya :
“barangkali sekelompok kaum Harura’ (salah satu aliran Khawarij) menulis surat
ini untukmu berkenaan dengan zakat hartamu!”
“darimana engkau tahu tentang mereka?”tanyanya.
Aku menjawab :”aku dan beberapa orang rekanku sering menghadiri
majlis Wahab bin Munabbih, beliau sering berkata kepada kami :”hati-hatilah
wahai para pemuda dengan kaum Harura’ itu! Jangan sampai mereka menarik kalian
kepada pemikiran mereka yang sesat! Mereka ibarat koreng di tubuh umat ini!”
Abu Syamirpun menyerahkan surat itu kepadaku, ternyata isinya :
Bismillahirrahmanirrahim
Kepada abu Syamir Dzu Khaulan
Salamun ‘alaika
Kami memuji Allah yang tiada Ilah yang berhak disembah dengan benar
selain Dia! Kami pesankan kepada anda supaya tetap bertaqwa kepada Allah semata
tiada sekutu bagi-Nya.
Sesungguhnya DinnuLlah adalah bimbingan dan hidayah di dunia dan
keselamatan dan kebahagiaan di Akhirat. DienuLlah itu adalah ketaatan. Orang
yang sesat adalah yang menyimpang dari sunnah Nabi-Nya dan syari’at-Nya. Jika
surat ini sampai ketangan anda, maka segeralah membayar zakat harta yang telah
di wajibkan Allah atas diri anda! Niscaya anda berhak mendapat perlindungan
Allah dan wali-Nya.
Wassalamu’alayka warahmatuLlah
Kukatakan padanya :”saya memperingatkanmu supaya tidak meladeni
permintaan mereka!”
“bagaimana aku bisa mengikuti saranmu dan meninggalkan saran orang
yang lebih senior dari padamu!” sahutnya.
“apakah engkau ingin ku pertemukan dengan Wahab bin Munabbih agar
engkau dapat mendengar nasehatnya dan menceritakan kepada engkau tentang kaum
Harura’ itu!?” tawarku.
“boleh!” katanya.
Kamipun berangkat ke kota Shan’a dan menemui Wahab bin Munabbih.
Ketika itu Mas’ud bin ‘Auf adalah gubernur Yaman yang diangkat oleh Urwah bin
Muhammad. Ali bin Al-Madini berkata :” beliau adalah Urwah bin Muhammad bin
Athiyyah As-Sa’di, wala’ kami kepadanya dari jalur Sa’ad bin Bakar bin
Hawaazin.”
Ketika itu di majelis Wahab hadir beberapa orang sahabatnya.
“Siapakah syaikh ini?” tanya mereka kepadaku
“Ini Abu Syamir Dzu Khaulan dari daerah Hadhur, ia ingin bertemu
abu Abdillah (Wahab bin Munabbih) untuk suatu keperluan!” jawabku.
“coba ia sebutkan apa keperluannya!” kata mereka lagi.
“ia ingin berkonsultasi dengan syaikh tentang masalah pribadinya!”
kataku.
Mendengar penuturanku itu merekapun bangkit meninggalkan majelis. Wahab
bin Munabbih berkata :” apa keperluanmu wahai Dzu Khaulan?”
Namun seketika ciut nyalinya dan tidak berani angkat bicara. Wahab
berkata kepadaku : “coba terangkan apa keperluannya!”
Akupun berkata: “baiklah wahai Abu Abdillah, sesungguhnya Dzu
Khaulan ini adalah seorang ahli Al-Qur’an dan orang baik-baik menurut
sepengetahuanku, wallahu a’lam dengan isi hatinya. Ia menceritakan kepadaku
bahwa sekelompok kaum Harura’ datang menemuinya dan berkata kepadanya : “zakat
yang anda serahkan kepada pemerintah tidak sah sebab mereka tidak memberikannya
kepada yang berhak menerima. Serahkanlah zakat anda kepada kami. Kami akan
menyerahkannya kepada orang yang berhak menerima. Kami akan membagi-bagikannya
kepada kaum fakir miskin dan akan menegakkan hukum Allah. Saya lihat nasehat
anda kepadanya wahai Abu Abdillah lebih meyakinkan dirinya ketimbang nasehatku.
Ia menyebutkan kepadaku bahwa zakat yang di serahkannya kepada mereka adalah
untuk satu hektar wajib di keluarkan seratus faraq buah-buahan yang dibawa oleh
hewan tunggangan bersama budak-budaknya.”
Wahab bin Munabbih berkata kepadanya : “wahai Dzu Khaulan, maukah
engkau menjadi seorang Harura’(yakni seorang Khawarij) setelah engkau tua
nanti? Engkau tuding sesat orang yang lebih baih darimu! Apa yang engkau katakan
di hadapan Allah kelak ketika engkau di hadapkan dengan orang-orang yang engkau
tuding sesat tersebut? Allah menggolongkan mereka dalam golongan orang-orang
yang beriman sementara engkau menggolongkan mereka dalam golongan orang-orang
kafir!? Allah menyebut mereka orang-orang yang mendapat petunjuk sementara
engkau menuding mereka sesat? Bagaimana nasibmu bila pendapatmu bertentangan
dengan keputusan Allah dan persaksianmu bertentangan dengan persaksian Allah?”
ceritakanlah wahai Dzu Khaulan! Apa yang merreka katakan kepadamu?” maka
berbicaralah Dzu Khaulan, ia berkata kepada Wahab: “mereka menyuruh agar aku
tidak menyerahkan zakat kecuali kepada orang yang sejalan dengan mereka, dan
tidak memohon ampunan kecuali buat mereka!”
Wahab berkata :”engkau benar, itulah ultimatum mereka yang penuh
kebohongan! Mengenai perkataan mereka tentang zakat, saya telah mendengar
sebuah Hadits bahwa Rasulullah ﷺ pernah bercerita
tentang kisah seorang wanita dari Yaman yang masuk neraka karena kucing yang di
ikatnya. Ia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan
di muka bumi. Manakah yang lebih di sukai Allah untuk di beri makan dari
kelaparan, seorang insan yang menyembah Allah dan mengesakan-Nya atau tidak
menyekutukan-Nya denga sesuatu yang lain ataukah seekor kucing?
Allah telah berfirman dalam kitab-Nya :
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ
مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا
نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا
قَمْطَرِيرًا فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ
وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
إِنَّ هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ
سَعْيُكُم مَّشْكُورًا
" Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang
miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya
kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu)
orang-orang bermuka masam penuh kesulitan." (QS.
Al-Insan : 8-10)
Allah berfirman
: Yauman ‘asiiraa ghadduubaa yakni hari yang sangat berat dan penuh kemarahan
terhadap ahli maksiat karena kemarahan Allah terhadap mereka. Lalu Allah
memelihara mereka sebagaimana di sebutkan dalam firman-Nya :
فَوَقَاهُمُ
اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا
“ Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati”.(QS.
Al-Insan : 11)
Sampai kepada
firman Allah:
إِنَّ
هَٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُم مَّشْكُورًا
“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah
disyukuri (diberi balasan)”.(QS. Al-Insan : 22)
Wahab melanjutkan perkataannya : “ Allah
Subhanaahu wa Ta’ala seakan tidak berhenti menceritakan tentang nikmat yang di
sediakan untuk mereka di surga.
Mengenai perkataan mereka : jangan
memohon ampunan kecuali bagi orang-orang yang sependapat dengan mereka! Apakah
mereka lebih baik dari malaikat? Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman dalam
kitab-Nya surat Asy-Syuura :
وَالْمَلَائِكَةُ
يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَن فِي الْأَرْضِ
“ malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan
ampun bagi orang-orang yang ada di bumi”. (QS. Asy-Syuura
: 5)
Saya bersumpah malaikat tidak akan
mampu melakukan hal itu dan tidak akan mungkin melakukannya kecuali dengan
perintah Allah. Sebab Allah telah berfirman :
لَا
يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
“ mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya”.(QS. Al-Anbiya’ :27)
Kemudian hal tersebut di tetapkan dalam surat Asy-Syuura diatas dan
di jelaskan dalam surat Al-Ghaafir :
الَّذِينَ
يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا
“(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman”.(QS. Ghaafir : 7)
Tidakkah kau
lihat wahai Dzu Khaulan? Aku telah melihat masa-masa awal Islam. Demi Allah,
tidaklah kaum Khawarij memiliki jama’ah (pengikut) melainkan Allah mencerai
beraikan mereka dalam kondisi sangat buruk, tidaklah salah seorang dari mereka
menyatakan pendapatnya kecuali dipenggal lehernya. Demi Allah umat ini tidak
pernah bersepakat untuk mengangkat seorang Khawarij menjadi pemimpin! Kalaulah
Allah memberikan kekuasaan kepada Khawarij untuk melaksanakan pendapat mereka
niscaya akan rusaklah dunia ini, jalan-jalan akan di sabotase dan perjalanan
Haji ke Baitullah A-Haram akan terputus! Walhasil, umat Islam kembali kepada
zaman jahiliyah! Hingga mereka mengasingkan diri ke puncak-puncak gunung
sebagaimana yang pernah mereka lakukan pada zaman jahiliyah! Akan muncul
sepuluh atau dua puluh orang, setiap orang mengklaim dirinya khalifah!
Masing-masing orang di ikuti sepuluh ribu pasukan dan saling berperang diantara
mereka serta saling memvonis kafir satu
sama lainnya. Sehingga seorang Mu’min khawatir terhadap keselamatn dirinya,
agamanya, nyawanya keluarga dan hartanya, ia tidak tahu kemana harus melarikan
diri ataukah siapa yang harus dipercayainya!
Akan tetapi, dengan hikmah, ilmu dan rahmat-Nya, Allah melihat umat ini
dengan belas kasih. Allah menyatukan dan memadukan hati mereka hingga sepakat
dalam mengangkat seorang pemimpin bukan
dari kalangan Khawarij. dengan itulah Allah memelihara darah mereka dan menutup
aurat mereka dan aurat anak keturunan mereka. Merekapun dapat berperang melawan
musuh-musuh mereka, dapat menegakkan hukum Allah, dapat mengembalikan hak-hak
orang yang terzhalimi dan dapat memerangi orang-orang yang zhalim, sebagai
rahmat atas mereka,Allah berfirman dalam kitab-Nya:
وَلَوْلَا
دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ
اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia
dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai
karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”.(QS. Al-Baqarah
: 251)
Dan Allah berfirman :
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk”.(QS. Ali-Imran
: 103)
Allah juga berfirman :
إِنَّا
لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ
الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang
beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
kiamat)”.(QS. Ghaafir : 51)
Mana bagian mereka dalam ayat
tersebut? Sekiranya mereka termasuk orang-orang yang beriman tentunya mereka
memperoleh kemenangan! Sebab Allah berfirman :
وَلَقَدْ
سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ إِنَّهُمْ
لَهُمُ الْمَنصُورُونَ وَإِنَّ
جُندَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada
hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang
pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang
pasti menang”.(QS.
Ash-Shafat : 171-173)
Sekiranya
mereka termasuk tentara Allah tentunya mereka menang sekalipun Cuma sekali
saja! Allah berfirman :
وَلَقَدْ
أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُم بِالْبَيِّنَاتِ
فَانتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا ۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang
rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa
keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap
orang-orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang
yang beriman”.(QS.
Ar-Ruum : 47)
Sekiranya mereka itu orang-orang
beriman, seharusnya mereka menang! Bukankah Allah berfirman :
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم
مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ
يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن
كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik”.(QS. An-Nuur : 55)
Mana bagian mereka dalam ayat ini?
Adakah diantara mereka yang lebih tahu tentang dienul Islam, sejak masa
kekhalifahan Umar bin Al-Khatab, tanpa adanya jama’ah ataupun ilmu? Jawabnya
tentu tidak ada! Sebab Allah telah berfirman :
هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama
yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang
musyrik membenci”.(QS. Shaf : 9)
Saya bersaksi bahwa Allah telah
menunaikan janji-Nya dan memenangkan, meninggikan dan menolong agama-Nya atas
semua musuh-musuh-Nya dan atas orang yang menyelisihi jama’ah kaum Muslilimin.
Wahab berkata : “tidakkah cukup luas
bagimu wahai Dzu Khaulan, mengikuti ahli tauhid, ahli kiblat dan orang-orang
yang telah berikrar menerima syari’at Islam, sunnah-sunnah serta
kewajiban-kewajibannya?! Sebagaiman jawaban Nabi Nuh ‘alahis salam terhadap
penyembah berhala dan kaum kafir, ketika kaumnya berkata kepadanya :
قَالُوا
أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ قَالَ
وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ إِنْ
حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّي ۖ
لَوْ تَشْعُرُونَ
“Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal
yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?". Nuh menjawab: "Bagaimana aku mengetahui
apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain
hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyadari”.(QS. Asy-Syu’ara’ : 111-113)
Seperti halnya sikap nabi Ibrahim terhadap para
penyembah berhala, ketika beliau berdo’a :
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ
أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ رَبِّ
إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ ۖ فَمَن
تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ
وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata:
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya
Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada
manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya
Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS. Ibrahim :35-36)
Tidak cukup
bagimu wahai Khaulan meneladani sikap nabi Isa alaihis salam terhadap kaum
kafir yang telah menjadikannya ilah selain Allah! Sesungguhnya Allah telah
meridhoi perkataan Nuh, nabi Ibrahim, nabi Isa sampai hari kiamat agar di
teladani oleh orang-orang yang beriman dan generasi penerus mereka, yakni
perkataan nabi Isa yang dicantumkan Allah dalam kitabnya :
إِن
تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(QS. Al-Maidah : 118)
Mereka tidak
akan menyelisihi perkataan dan pendapat para nabi selama mereka mengikuti
Al-Qur’an dan perkataan serta pendapat para nabi! Ketahuilah wahai Khaulan,
pertemuan kita ini adalah rahmat dari Allah jika engkau mendengarkan ucapanku
dan menerima nasehatku. Dan akan menjadikan hujjah yang akan memberatkanmu di
hadapan Allah kelak bila engkau meninggalkan kitabullah dan kembali kepada
pemikiran kaum Harura’ (kaum Khawarij)!.
Dzu Khaulan
berkata : “ lantas apa yang engkau perintahkan kepadaku?”
“hitunglah
zakat hartamu dan serahkan kepada orang yang telah Allah berikan kuasa mengatur
umat ini dan menyatukannya di bawah kepemimpinannya. Kekuasaan itu hanyalah
milik Allah semata dan berada di tangan-Nya! Dia memberi kepada siapa yang Dia
kehendaki-Nya dan mencabut dari siapa yang di kehendaki-Nya. Dan apabila Allah
telah menyerahkan kekuasaan itu kepada seseorang tidak ada satupun yang dapat
merebutnya. Bilamana engkau telah menyerahkan zakat hartamu kepada pemerintah
maka lepaslah tanggung jawabmu! Jika engkau masih memiliki harta lebih,
sedekahkanl;ah kepada keluarga, hamba sahaya atau tetanggamu yang memerlukan
atau tamu yang berkunjung ke rumahmu!”
Dzu Khaulan
segera bangkit seraya berkata :”saksikanlah bahwa saya telah melepaskan diri
dari pemikiran Haruriyah (Khawarij). Dan aku benarkan apa yang anda katakan
tersebut”.
Tidak berapa
lama kemudian Dzu Khaulan pergi menghadap Rabbnya!”[1]
Abu Muhammad 10 Rabiul Awal 1437/20-Januari 2016
[1] Diriwayatkan
oleh Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq (xvii-478-483) Al-Mizzi dalam Tahzibul
Kamal (xxxi/150-156) Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam Annubala’ (IV/553-555) juga
dalam sebuah risalah مناصحة الإمام وهب بن منبه لرجل تأثر بمذهب
الخوارج syaikh AbdusSalam bin Barjas. Di nukil dari kitab Bolehkah berpolitik
Jilid I
0 komentar :
Posting Komentar
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah” (HR Bukhari, Muslim)