Peran Niat Dalam Amal
عَنْ أَمِيْرِالْمُؤْمِنِيْنَ
أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Kedudukan Hadist
Banyak perkataan ulama mengenai kedudukan hadist ini, diantaranya sebagai berikut.
Imam al-Hafizh Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi rahimahullah (wafat th. 676 H) berkata : "Kaum Muslimin telah ijma' (sepakat) tentang tingginya hadist ini dan sangat banyak manfaatnya."
Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata: "Hadist ini merupakan sepertiga Islam dan masuk dalam tujuh puluh bab masalah ilmu" [Al-Minhaj Syarh Shahiih Muslim (XIII/53)]
Imam 'Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah (wafat th. 198H) berkata : "Hadist tentang niat termasuk tiga puluh bab masalah ilmu" [Tuhfatul Ahwadzi (V/286)]
Beliau rahimahullah juga berkata: "Selayaknya bagi orang yang menyusun satu kitab hendaknya dimulai dengan hadist ini untuk mengingatkan para penuntut ilmu agar meluruskan dan memperbaiki niatnya." [Al-Minhaj Syarh Shahiih Muslim (XIII/53)].
Syarah Hadist
Tidak diragukan lagi bahwa niat merupakan suatu neraca atas sah atau tidaknya suatu perbuatan. Dan niat adalah suatu kehendak yang pasti sekalipun tidak disertai dengan amal. Oleh karena itu, terkadang kehendak merupakan niat yang baik lagi terpuji dan terkadang merupakan niat yang buruk lagi tercela. Hal ini tergantung pemicunya, apakah untuk dunia ataukah untuk akhirat? Apakah untuk mencari keridhaan Allah ataukah untuk mencari keridhaan manusia?
A. Niat dan Tujuan Syari'at
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata : "Niat adalah ruh, inti, dan sendinya amal. Amal mengikuti niatnya. Amal menjadi benar karena niat yang benar dan amal menjadi rusak karena niat yang rusak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"sesungguhnya amal-amal bergantung kepada niat, dan seseorang memperoleh apa yang ia niatkan"
Pada kalimat pertama, beliau menjelaskan bahwa amal tidak ada artinya tanpa keberadaan niat. sedangkan pada kalimat kedua, beliau menjelaskan bahwa orang yang melakukan suatu amalan tidak akan memperoleh apapun kecuali menurut niatnya.
Amal disini mencakup iman, ibadah, dakwah, muamalah, nadzar, jihad, perjanjian dan tindakan apapun.
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan :"Niat itu disyari'atkan untuk beberapa hal berikut :
1. Untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan (adat)
Misalnya duduk di masjid; ada yang berniat istirahat, ada pula yang tujuannya untuk i'tikaf. Mandi dengan niat mandi junub berbeda dengan mandi yang hanya sekedar untuk membersihkan diri. Yang membedakan antara ibadah dan kebiasaan adalah niat.
2. Untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lain yang sama jenisnya
Misal seseorang mengerjakan shalat empat rakaat. Apakah diniatkan shalat Zhuhur ataukah shalat sunnah (atauhkan diniatkan untuk shalat 'Ashar)?. Maka, yang membedakannya adalah niat. [syarah arba'in oleh Imam Nawawi (hal. 8)]
B. Pengaruh Niat Terhadap Hal-Hal yang Mubah dan Kebiasaan
Karena besarnya pengaruh niat, maka hal-hal yang mubah dan bersifat kebiasaan dapat bernilai ibadah dan amalan qurbah. Pekerjaan mencari rizki, bercocok tanam, berkarya, berdagang, mengajar dan profesi lainnya dapat menjadi ibadah dan jihad fii sabiilillaah selagi pekerjaan itu dimaksudkanuntuk menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan dan dilarang serta untuk mencari yang halal yang tidak bertentangan dengan perintah Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.
Begitu pula dengan kebiasaan makan, minum, berpakaian; jika dikerjakan dengan niat untuk ketaatan kepada Allah dan melaksanakan kewajiban kepada Rabbnya, maka akan diganjar berdasarkan niatnya.
C. Niat Baik Tidak Dapat Mengubah Yang Haram
.....
Sumber : Syarah Arba'in Nawawi Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Artikel : www.kajiansunnah.net
Sumber : Syarah Arba'in Nawawi Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Artikel : www.kajiansunnah.net
Blogger Comment
Facebook Comment